Selamat datang di CaraGampang.Com

Dampak Pindah Agama Menurut Hindu

Selasa, 01 Desember 20150 komentar

HINDUBUMI--  Pindah agama kadang juga disebabkan kurang peduli orang tua terhadap anak-anaknya terutama yang kurang mengetahui dan memahami tentang HINDU. Ini banyak terjadi di nusantara ini terutama bagi anak gadis yang di ambil non Hindu, tapi tidak menutup kemungkinan juga dari laki-laki Hindu berpindah ke lain hati dengan alasan berbagai macam yang mungkin kalian sudah tahu sendiri. Prinsip predana ikut purusa disalah artikan. Jika anak perempuan harus ikut suami walau suami beragama bukan Hindu. Padahal yang dimaksud adat bahwa istri ikut suami adalah bukan agamanya melainkan mengikuti adat yang masih berdasarkan Hindu.

Untuk itu saya akan membahas di dalam blog ini akibat berpindah agama, yang mungkin dapat bisa memberikan pencerahan dalam hati kalian wahai ' generasi Muda Hindu Nusantara ' . Banyak sekali kejadian kejadian saya temukan setelah berpindah agama malah menjelek-jelek kan agamanya yang terdahulu dengan mengganggap keyakinannya yang sekarang "Lebih Benar" tanpa tau akibat dari perpindahannya itu.

Hukuman atau Akibat bagi yang meninggalkan Hindu Sesuai Weda antara lain :
  • Setelah Ajal Tiba Atamannya Tidak akan pernah mencapai alam kebahagiaan, kesempurnaan, dan tujuan tertinggi yaitu moksa.  Kata-kata ini tersurat dalam Bhagavadgita Xvi.23 
"Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran kitab Suci Veda, ada dibawah pengaruh kama (napsu) tidak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi".
Mantram ini memberikan tuntunan agar kita jangan meninggalkan kitab suci veda hanya karena menuruti nafsu (kama) maka ybs tidak akan selamat.
Bisa jadi orang yang meninggalkan Hindu di dunia ini dia bahagia, tetapi dapat dipastikan kelak Atmannya akan terseret ke lembah Neraka Dalam Bhagavadgita XVI.19 disebutkan juga :
"Mereka yang kejam membenci Aku, adalah manusia yang paling Hina, yang Aku campakkan tak henti-hentinya penjahat itu ke dalam kandungan raksasa".
Kalau kita renungkan mantram ini menekankan orang yang pindah agama atau keluar dari agama Hindu sama artinya membenci Brahman, sehingga kelak atmannya patut dicampakkan lembah neraka. Itu akibat perbuatannya sendiri seperti tersirat dalam Atharwa veda II.12.6
"Perbuatan jahat orang yang berdosa membuat kehidupannya tersiksa"
  •   Setelah Ajal Tiba Atmannya akan tenggelam ke lembah Neraka.
 Dalam Manawa Dharma sastra VI.35 " Kalau ia telah membayar 3 macam hutannya (Kepada Brahman, leluhur dan orang tua) hendaknya ia menunjukkan pikiran untuk mencapai kebebasan terakhir. Ia yang mengejar kebebasan terakhir ini tanpa menyelesaikan tiga macam hutannya akan tenggelam ke bawah.
Karena dia sudah meninggalkan agama Hindu berarti dia tidak bisa lagi membayar 3 macam hutangnya (tri Rna) , karena mereka tdk mengakui adanya Tri Rna ini. Sering kita melihat orang yang pindah agama saat orang tuanya meninggal dia memakai pakaian adat, dia melakukan sembahyang Hindu saat orang tuanya di aben, padahal dia sudah bukan hindu.
Keluarga mereka menerima seolah-olah tidak ada beban, demikian pula masyarakat tidak perduli melihat hal tersebut. Kalau dikeluarganya mengerti Hindu tentunya yang pindah agama tersebut tidak akan diperbolehkan menyembah orang tuanya, karena akan menghambat jalannya Atman orang tua menuju alam Leluhur dan alam para Dewa.
  • Setelah Ajal Tiba Atmanya tidak akan ketemu jalan menuju Swargaloka.
Dalam Bhagavad gita III.35 " Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tiada sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain".
Kita sebenarnya telah beragama hindu sejak Atman, Roh dan Jiwa diceptakan Brahman, bukan saat kita dilahirkan, karena kita percaya dengan reinkarnasi / samsara punarbhawa. Berarti sejak Brahman menciptakan kita selama itu pulalah kita telah beragama Hindu. Bisa jadi kita atman telah berusia ribuan tahun, berarti karma wasana sudah melekat juga sejak ribuan tahun.
Kalau seseorang beragama Hindu sejak Atman diciptakan Brahman, lalu pindah ke agama lain, maka karma wasana di agama lain tidak ada artinya, karena dikumpulkan dalam waktu singkat kendati pun dilakukan dengan disiplin dan ketat.
Sejak dalam kandungan kita telah beragama Hindu. Nenek moyang kita juga beragama Hindu. Bahkan seluruh umat manusia pada awalnya beragama Hindu seperti disebut dalam bhagawad Gita berikut :

Sribhagawan uwaca
Imam wiwaswaite yogam, proktawan aham awyayam, wiwaswan manawe praha, manur ikswakawe’ brawit. Ewam paramparapraptam, imam rajarsayo widuh, sa kalena ‘ha mahata, yogo nastah parantapa. Sa ewa ‘yam maya te’dya, yogah proktah puratanah, bhakto ‘si me sakha cati, rahasyam hy etad uttamam (BG.1-3)

Artinya;
Sri Bhagawan bersabda
Ajaran abadi ini (weda) Aku turunkan kepada WIWASWAN, wiwaswan mengajarkan kepada MANU dan Manu menerangkan kepada IKSWAKU. Demikian diteruskan turun temurun, para Raja resi mengetahuinya, ajaran ini lenyap di dunia bersamaan dengan berlalunya masa yang amat panjang. Yoga yang tua itu pulalah (weda) yang kuajarkan kepadamu sekarang sebab engkau adalah pengikut dan kawan-Ku, sesungguhnya ini sangat rahasia.

MANU (yang menerima ajaran kitab Weda pertama kali) adalah leluhur umat manusia sehingga seluruh keturunannya disebut MANUSIA. Kitab Weda yang diajarkan kepada beliau-beliau inilah yang kembali diajarkan kepada Umat manusia saat ini.

Seperti dikatakan sendiri oleh beliau dalam Bagawad Gita. XV.15 berikut :”  Weda ntakrid wedawid ewa ca ‘ham/ Akulah pencipta weda dan Aku yang mengetahui isi weda. Kitab Weda disebut juga  sastrawiddhi atau sastra brahman karena berasal dari Hyang Widdhi/Brahman/Tuhan YME.

Mereka yang mencela dan menyimpangkan kitab Weda, dan tidak mengikuti ajaran Weda adalah orang-orang bodoh  yang tidak tahu jalan kebenaran dan kehilangan kesempatan untuk mengetahui kebenaran abadi (BG.III.32)

Sedangkan mereka yang selalu mengikuti ajaran Weda dan selalu melaksanakan perintah-perintah kitab Weda dengan penuh keyakinan dan bebas dari kepentingan duniawi akan dibebaskan dari perputaran karma (dibebaskan dari Hukum Karma dan Reinkarnasi) seperti sabda Sri Krisna dalam Bagawad Gita.III.31 berikut :

Ye me matam idam nityam anustisthanti manawah, sraddhawanto ‘nasuyanto mucyante te’pi karmabhih.

Mereka yang selalu mengikuti ajaran-Ku dengan penuh keyakinan dan bebas dari keterikatan duniawi, mereka juga akan dibebaskan dari belengu karma. (bebas dari kelahiran kembali/Reinkarnasi).

Ananyas cintayanto mam, ye janah paryupasate, tesam nityabhiyuktanam, yogaksemam wahamy aham.(BG.IX.22) Mereka yang selalu menuja-Ku, merenungkan Aku selalu, kepada mereka Ku bawakan segala apa yang mereka tidak punya dan akan Ku lindungi segala apa yang mereka telah miliki.

Setelah Sodara baca tentang Pemahaman di atas, Sejatinya kita semestinya bisa bertahan dalam mengendalikan diri baik Perempuan maupun Laki-laki karena dengan Berpindah agama akan menyebabkan dan mengakibatkan sesuai dgn KARMA kita di dunia ini.

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. HINDUBUMI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger